I. NASABNYA.
Nama Abu bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai bin Ghalib bin Fihr(17) al-Qurasy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi صلى الله عليه وسلم pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai.
Dan ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim.(18 ) Berarti ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim.
Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه digelari Atiq. Imam Thabari menye-butkan(19) dari jalur Ibnu Luhai'ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu'taq dan ketiga Utaiq.
II. KARAKTER FISIK DAN AKHLAKNYA,
Abu Bakar رضي الله عنه adalah seorang yang bertubuh kurus, berkulit putih.(20) ' Aisyah رضي الله عنه menerangkan karakter bapaknya, "Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggang (sehingga kainnya seialu turun dari pinggangnya), wajahnya seialu berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’ dan seialu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam."(21) Begitulah karakter fisik beliau. Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, seialu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakkal kepada Allah dan yakin dengan segala janjiNya, bersifat wara' dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah meridhainya. Akan diterang-kan kelak secara rinci hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.
III. KEISLAMANNYA
Abu Bakar رضي الله عنه adalah lelaki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah رضي الله عنه lebih dahulu masuk Islam daripadanya, adapun dari golongan anak-anak, Ali yang pertama kali memeluk Islam, sementara Zaid bin Haritsah رضي الله عنه adalah yang pertama kali memeluk Islam dari golongan budak. Ternyata keislaman Abu Bakar ra. paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhan-nya dalam berdakwah.(22 ) Dengan keislamannya maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur sepérti Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidil-lah رضي الله عنه Di awal keislamannya beliau menginfakkan di jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal رضي الله عنه. Beliau selalu mengiringi Rasulullah صلى الله عليه وسلم selama di Makkah, bahkan dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi dalam gua dan dalam perjalanan hij-rah hingga sampai di kota Madinah. Di samping itu beliau mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah صلى الله عليه وسلم baik perang Badar, Uhud, Khandaq, Penaklukan kota Makkah, Hunain maupun peperangan di Tabuk.
IV. ISTRI-ISTRI DAN ANAK-ANAKNYA(23)
Abu Bakar رضي الله عنه pernah menikahi Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd bin As'ad pada masa Jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma'. Beliau juga menikahi Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah ra. Beliau juga menikahi Asma' binti Umais bin Ma'add bin Taim al-Khats'amiyyah, dan sebelumnya Asma' diperisteri oleh Ja'far bin Abi Thalib رضي الله عنه. Dari hasil pernikahan ini lahirlah Muhammad bin Abu Bakar رضي الله عنه, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada' di Dzul Hulaifah. Beliau juga menikahi Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair رضي الله عنه dari Bani al-Haris bin al-Khazraj. Abu bakar رضي الله عنه pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau datang ke Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh(24)hingga Rasulullah saw. wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah صلى الله عليه وسلم Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Kaltsum setelah wafatnya Rasulullah saw.
V. BEBERAPA CONTOH KETELADANAN DAN KEUTAMAANNYA
Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi para tokoh), maupun kitab-kitab tarikh, namun saya akan berusaha meringkas sesuai dengan yang telah disebutkan al-Hafizh Abdullah al-Bukhari dalam shahihnya yang termuat dalam Kitab Fadha'il Shahabat.(25)
1) Beliau Adalah Sahabat Rasulullah saw. di Gua Dan Ketika Hijrah
Allah berfirman,
"Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluar-kannya (dari Makkah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika ke-duanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, 'Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”. (At-Taubah: 40)
"Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluar-kannya (dari Makkah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika ke-duanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, 'Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”. (At-Taubah: 40)
Aisyah, Abu Said dan Ibnu Abbas رضي الله عنه dalam menafsirkan ayat ini mengatakan “ Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”
Diriwayatkan dari al-Barra' bin 'Azib رضي الله عنه, ia berkata, "Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari Azib dengan harga 10 Dirham, maka Abu Bakar berkata kepada 'Azib, Suruhlah anakmu si Barra agar mengantarkan hewan tersebut." Maka 'Azib berkata, "Tidak, hingga engkau menceritakan kepada kami bagaimana kisah perjalananmu bersama Rasulullah saw. ketika keluar dari Makkah sementara orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian." Abu Bakar berkata, "Kami berangkat dari Makkah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang waktu zuhur, maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat istirahat di bawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan terlihat di situ ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi صلى الله عليه وسلم kemudian kukatakan padanya, "Istirahat-lah wahai Nabi Allah." Maka beliaupun beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarku, apakah ada orang-orang yang mencari kami datang mengin-tai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang pengembala kambing sedang menggiring kambingnya ke arah teduhan di bawah batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya padanya, "Siapa tuannmu wahai budak?" Dia menja-wab, "Budak milik si fulan, seseorang dari suku Quraisy." Dia menyebut nama tuannya dan aku mengenalnya, kemudian kutanyakan, "Apakah kambingmu memiliki susu?" Dia menjawab, "Ya!" lantas kukatakan, "Maukah engkau memeras untuk kami?" Dia menjawab, "Ya!" Maka dia mengambil salah satu dari kambing-kambing tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar member-sihkan susu kambing tersebut terlebih dahulu dari kotoran dan debu, kemudian kuperintahkan agar menghembus telapak tangannya dari debu, maka dia menepukkan kedua telapak tanggannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah mempersiapkan wadah yang di mulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka segera kutuangkan susu yang telah diperas itu ke dalam tempat tersebut dan kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan Nabi saw. dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, "Minumlah wahai Rasulullah saw.." Maka beliau mulai minum hingga kulihat beliau telah kenyang, setelah itu kukatakan padanya, "Bukan-kah kita akan segera berjalan kembali ya Rasulullah saw.?" Beliau menjawab, "Ya!" Akhirnya kami melanjutkan perjalanan sementara orang-orang musyrik terus menerus mencari kami, tidak satupun yang dapat menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju'syam yang mengendarai kudanya, maka kukatakan pada Rasulullullah, "Orang ini telah berhasil mengejar kita wahai Rasulullah saw.," namun beliau menjawab,"Jangan khawatir, sesungguhnya Allah beserta kita."
Diriwayatkan dari Anas dari Abu Bakar beliau berkata, "Kukatakan kepada Nabi saw ketika kami berada dalam gua, 'Andai saja mereka (orang-orang Musyrik) melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat.' Rasul menjawab,"Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga."
2) Abu Bakar رضي الله عنه Adalah Sahabat yang Paling Banyak Ilmunya
Abu Sa'id al-Khudri رضي الله عنه berkata, "Suatu ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkhutbah dihadapan manusia dan berkata,"Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada disisi Allah." Abu Sa'id رضي الله عنه berkata, "Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah saw. hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut ternyata tidak lain adalah Rasulullah صلى الله عليه وسلم. sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم. bersabda,"Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja
aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar رضي الله عنه, namun cukuplah persaudaraan se-lslam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja."
Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنه istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم. ia berkata, "Ketika Rasulullah saw. wafat Abu Bakar sedang berada di suatu tempat yang bernama Sunuh- Ismail berkata, "Yaitu sebuah kampung, maka Umar berdiri dan berpidato, "Demi Allah sesungguhnya Rasulullah saw. tidak meninggal. ‘Aisyah ra. melanjutkan, Kemudian Umar رضي الله عنه berkata, "Demi Allah tidak terdapat dalam hatiku melainkan perasaan bahwa beliau belum mati, Allah pasti akari membangkitkannya dan akan dipotong kaki dan tangán mereka (yang menga-takan beliau telah mati, pent.). Kemudian datanglah Abu Bakar رضي الله عنه menyingkap kain yang menutup wajah Rasulullah saw. serta menciumnya sambil berkata, Kutebus dirimu dengan ibu dan bapakku, alangkah harum dan eloknya engkau saat hidup dan sesudah mati, demi Allah yang diriku berada di-tanganNya mustahil Allah akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-lamanya."
Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata, "Wahai orang yang telah bersumpah, (yakni Umar) tahanlah bicaramu!" Ketika Abu Bakar mulai berbicara maka Umar duduk, setelah memuji Allah beliau berkata, "Ingatlah sesungguhnya siapa saja yang menyembah Muhammad صلى الله عليه وسلم maka beliau se-karang telah wafat,
dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesung guhnya Allah akan tetap hidup tidak pernah mati. Kemudian beliau memba-cakan ayat,
"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." (Az-Zumar: 30).
Dan ayat,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Ali-Imran: 144).
Ismail رضي الله عنه berkata, "Maka manusia mulai menangis terisak-isak, kemudian kaum Anshar segera berkumpul bersama Sa'ad bin Ubadah di Saqifah Bani Sa'idah dan mereka berpendapat, "Dari kami seorang amir (pemimpin) dan dari kalian (muhajirin) juga seorang amir." Maka segera Abu Bakar, Umar bin al-Khaththabdan Abu Ubaidah bin al-Jarrah berangkat mendatangi majlis mereka, Umar berbicara tetapi Abu Bakar menyuruhnya untuk diam, Umar berkata, "Demi Allah sebenarnya aku tidak ingin berbicara melainkan aku telah persiapkan kata-kata yang kuanggap sangat baik yang kutakutkan tidak akan disampaikan oleh Abu Bakar." Kemudian Abu Bakar bepidato dan perkataarnnya sungguh mengena, beliau berkata, "Kami yang menjadi amir dan kalian menjadi wazir." Maka Hubab bin Munzir berkata, "Tidak Demi Allah kami tidak akan terima, tetapi dari kami seorang amir dan dari kalian seorang amir pula." Abu Bakar menja-wab, "Tidak, tetapi kamilah yang menjabat sebagai amir dan kalian menjadi wazir, karena sesungguhnya mereka (Quraisy) yang paling mulia kedu-dukannya di bangsa Arab dan yang paling tinggi nasabnya, maka silahkan kalian membai'at Umar ataupun Abu Ubaidah." Maka spontan Umar menja-wab, "Tetapi engkaulah yang lebih pantas kami bai'at engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di antara kami dan orang yang paling dicintai oleh Rasulullah saw. daripada kami." Maka Umar segera meraih tangán Abu Bakar dan membai'atnya akhirnya orang-orangpun turut membaiatnya pula.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah رضي الله عنه ia berkata, "Pandangan Nabi menengadah keatas dan berkata, "Tetapi Yang kupilih adalah Ar-Rafiqul A'la (kekasih Allah Yang Mahatinggi) 3X. ‘Aisyah ra. melanjutkan, "Tidaklah perkataan mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) kecuali Allah jadikan bermanfaat untuk manusia, profile Umar yang tegas berhasil membuat orang munafik yang menyusup di antara kaum muslimin sangat takut padanya, dengan kepriba-diannya Allah menolak kemunafikan. Adapun Abu Bakar, beliau berhasil menggiring manusia hingga mendapatkan petunjuk kepada kebenaran dan mengetahui kewajiban mereka, Abu Bakar berhasil mengeluarkan umat dari bencana perpecahan setelah meninggalnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم. setelah membacakan ayat,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Ali Imran :144).
3) Abu Bakar رضي الله عنه Adalah Sahabat Yang Paling Utama
Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Hanafiyyah رضي الله عنهdia berkata, "Kutanyakan pada ayahku siapa manusia yang paling baik setelah Rasulullah saw." Maka beliau menjawab, "Abu Bakar!" Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelahnya?" Beliau menjawab, "Umar." Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya maka kukatakan, "Setelah itu pasti anda. Namun beliau menjawab, "Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin."
4) Kedudukan Abu Bakar رضي الله عنه di Sisi Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas رضي الله عنه dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم. beliau bersabda, ”Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilih Abu bakar sebagai khalil namun dia adalah saudaraku dan sahabatku." Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Malikah ia berkata, "Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka dia berkata, "Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah saw. pernah menyebutkan perihal dirinya, "Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilihnya." Abu Bakar mengatakan, "Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (Jika bapak tidak ada)."
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas رضي الله عنه dari Nabi saw ” Tutuplah seluruh pintu-pintu kecuali pintu Abu Bakar.”
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya dia berkata, "Pernah seorang wanita mendatangi Nabi, kemudian beliau menyuruh-nya kembali datang menghadapnya, maka wanita itu bertanya, "Bagaimana jika kelak aku datang namun tidak lagi menjumpaimu -seolah-olah ia meng-isyaratkan setelah rasul wafat- maka Rasulullah saw. berkata,"Jika engkau tidak menjumpaiku maka datangilah Abu Bakar."
Diriwayatkan dari Abu Darda رضي الله عنه"Aku sedang duduk bersama Nabi tiba-tiba muncullah Abu Bakar sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya, maka Nabi berkata, "'Sesungguhnya teman kalian ini sedang kesal maka berilah salam atasnya." Maka Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah saw., antara aku dan Ibnu al-Khaththab terjadi perselisihan, maka aku segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar mema-afkan aku namun dia enggan menerima permohonanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang." Rasulullah saw. menjawab, "Semoga Allah mengam-punimu wahai Abu Bakar." Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannyadan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, "Apakah di dalam ada Abu Bakar?" Namun keluarganya menjawab, tidak, Umar segera mendatangi Rasulullah saw. sementara wajah Rasulullah saw. terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan terhadap Umar dan memohon sambil duduk diatas kedua lututnya, "Wahai Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah -dua kali-," Maka Rasulullah saw. berkata, "Sesungguhnya aku telah diutus Allah kepada kalian namun kalian mengatakan, "Engkau pendusta!" Sementara Abu Bakar berkata, "Engkau benar " Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku ?" Setelah itu Abu Bakar tidak pernah lagi di sakiti."
5) Abu Bakar رضي الله عنه Paling Dulu Masuk Islam dan Selalu Mendampingi Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Wabirah bin Abdurrahman dari Hammam dia berkata, Aku mendengar Ammar berkata, "Aku melihat Rasulullah saw. pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima orang budak, dua wanita dan Abu Bakar."
6) Orang yang Paling Dicintai Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Abu Utsman رضي الله عنه dia berkata, "Telah berkata kepadaku Amru bin al-Ash bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya dalam peperangan Dzatus Salaasil, kemudian aku mendatanginya dan bertanya, "Siapakah orang yang paling kau cintai? Maka Rasulullah saw. menjawab, '"Aisyah!" Kemudian kutanyakan lagi, "Dari kalangan laki-laki?" Rasul صلى الله عليه وسلم menjawab, "Bapaknya." Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelah itu?" Dia menjawab, "Umar!" Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan beberapa orang lelaki".
7) Imán dan Keyakinannya yang Kuat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه dia berkata, "Aku pernah men-dengar Rasulullah saw. berkata, "Ketika seorang pengembala sedang menggembala kambingnya, tiba-tiba datang seekor serigala memangsa seekor kambingnya, maka spontan pengembala tersebut mengejarnya, tiba-tiba serigala itu berpaling menoleh kepadanya dan berkata, 'Siapa yang dapat menjaganya pada waktu dia akan dimangsa, yaitu hari tatkala tidak ada pengembala selain diriku Dan ketika seorang sedang menggiring sapinya yang membawa beban, maka seketika sapi itu menoleh padanya dan berkata, ' Sesungguhnya aku tidak diciptakan untuk tugas ini, tetapi aku diciptakan Allah untuk membajak.' Orang-orang berkata, 'Subhanallah!' Maka Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, ' Sesungguhnya aku beriman kepada berita itu sebagaimana Abu Bakar dan Umar mengimaninya pula'."
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar رضي الله عنه dia berkata, "Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda," Barangsiapa menjulurkan pakaiannya (di bawah mata kaki) karena kesombongan maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."
Maka Abu bakar رضي الله عنه berkata, "Sesungguhnya salah satu sisi dari bajuku selalu melorot ke bawah, kecuali jika aku selalu mengetatkarmya, maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang menjulurkan pakaiannya karena kesombongan."
8)Kemauannya yang Tinggi
Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata," Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda," Barangsiapa menginfakkan sesuatu dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru dari pintu-pintu surga, "Wahai Harnba Allah inilahke-baikan. Maka barangsiapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat, barang siapa termasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil dari pintu jihad dan barang siapa yang suka bersedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah, barang siapa yang suka berpuasa maka akan dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar Rayyan. Maka Abu Bakar berkata, ' Bagaimana jika seseorang harus dipanggil dari setiap pintu, dan apakah mungkin seseorang dipangil dari setiap pintu wahai Rasulullah saw.?' Rasulullah صلى الله عليه وسلم. menjawab, ' Ya, dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar termasuk salah seorang dari mereka'."
9)Keberkahan Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه dan Keluarganya
Diriwayatkan dari ‘Aisyah رضي الله عنه dia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم. dalam sebuah perjalanan, ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida -atau di Dzatul Jaisy- terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم. menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau, sementara mereka tidak menda-pati air dan tidak mempunyai air, maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh Aisyah? Dia telah membuat Rasulullah saw. berhenti dan manusia pun berhenti bersa-manya, sementara mereka tidak mendapatkan air dan tidak memilikinya.' Maka datanglah Abu Bakar ketika Rasulullah saw. berbaring meletakkan kepala-nya di atas pahaku sedang tertidur, Abu Bakar mendatangiku dan berkata, 'Engkau telah menahan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. dan manusia sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya'." ‘Aisyah ra. berkata, "Maka ayahku mencelaku habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangan-nya, tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah saw. terganggu tidurnya,
sementara Rasululullah masih tetap tidur hingga pagi datang dan mereka tidak memiliki air, maka Allah turunkan waktu itu ayat mengenai tayammum,
'Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).'(An-Nisa': 43).
Usa'id bin Hudhair رضي الله عنه berkata, "Bukanlah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar." Maka ‘Aisyah رضي الله عنه. berkata, "Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya."
10) Berita Gembira Untuknya Sebagai Penghuni Surga
Diriwayatkan dari Sa'id bin Musayyab رضي الله عنه dia berkata, "Telah berkata kepadaku Abu Musa al-Asy'ari bahwa suatu hari dia berwudhu' di rumahnya kemudian berangkat keluar dan berkata, "Aku harus mengiringi Rasulullah saw. hari ini."Beliau berangkat ke mesjid dan bertanya di mana Nabi saw, maka dijawab bahwa beliau keluar untuk suatu hajat, maka aku segera pergi beru-saha menyusulnya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke kebun yang di dalamnya terdapat sebuah sumur bernama Aris, maka aku duduk di pintu -dan ketika itu pintunya terbuat dari pelepah kurma- hingga beliau menyelesaikan buang hajat dan setelah itu berwudhu, maka akupun berdiri berjalan ke arahnya ternyata beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kakinya ke dalam sumur, maka aku datang memberi salam kepadanya, kemudian kembali ke pintu sambil berkata dalam hatiku, "Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah saw. Tak lama kemudian datanglah Abu Bakar ingin membuka pintu, maka kutanyakan, "Siapa itu?" Dia menjawab, "Abu Bakar!" Maka kukatakan padanya, "Tunggu sebentar!" Aku segera datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya padanya, "Wahai Rasulullah saw., ada Abu Bakar
datang dan minta izin masuk!" Rasulullah saw. berkata, "Suruhlah dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga."Maka aku berangkat menujunya dan berkata, "Masuklah sesungguhnya Rasulullah saw. memberitakan padamu kabar gembira bahwa engkau adalah penghuni surga." Abu Bakar masuk dan duduk di sebelah kanan Rasulullah saw. sambil menjulurkan kakinya ke sumur sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan dia menyingkap kedua betisnya ............................hingga akhir kisah."
Diriwayatkan dari Qatadah dari Anas bin Malik رضي الله عنه dia pernah bercerita bahwa Nabi pernah menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, رضي الله عنه maka tiba-tiba gunung Uhud bergoncang dan Rasulullah saw. lang-sung berkata, "Diamlah woahai Uhud sesunggnhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq ra. dan dua syahid."
11) Sepak Terjangnya dalam Membela RasuIullah saw.
Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair رضي الله عنه dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakitkan RasuIuUah, maka dia berkata, "Aku pernah melihat Utbah bin Abi Mu'ith mendatangi Nabi yang sedang shalat, maka tiba-tiba Uqbah melilit leher Nabi dengan sorban miliknya dan mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu Bakar membelanya dan melepas-kan ikatan tersebut sambil berkata,"Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah' padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu." (Al-Mukmin: 28).
VI. JASA-JASA ABU BAKAR رضي الله عنه
Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه. adalah sahabat yang pertama kali masuk Islam, dan selalu menyertai Rasulullah sepanjang hidupnya baik di Makkah maupun di Madinah. Tidak hanya itu, beliau adalah sahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم. sekaligus teman bermusyawarah dan wazirnya. Di tangannya para senior sahabat masuk memeluk Islam seperti Usman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah رضي الله عنه. Setia mendampingi Rasulullah saw. dalam menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan, siap membela beliau dengan sepenuh jiwa, bahkan beliau pula yang telah membebaskan banyak budak-budak yang di siksa karena masuk Islam seperti Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubaisy. Zinnirah, Nahdiyyah رضي الله عنه dan kedua putrinya, serta budak wanita milik Bani Muammal(27) Beliaulah yang menemani Nabi di kala hijrah, dan turut serta dalam setiap peperangan bersama Rasulullah saw. seperti Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyyah, Penaklukan kota Makkah, Hunain, Tabuk dan pertempuran besar lainnya. Setelah menjabat sebagai khalifah maka beliaulah yang berrugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh negeri Islam dan wilayah kekhalifahannya sepeninggal Rasulullah saw. maka tercatat sejumlah reputasi beliau yang gemilang di antaranya,
1- Instruksinya agar jenazah Rasulullah saw., diurus hingga dikebumikan.
2- Melanjutkan misi pasukan yang dipimpin Usamah yang sebelum-nya telah dipersiapkan Rasulullah saw. sebelum wafat, sebagaimana kelak akan diterangkan secara rinci.
3- Kebijakannya menyatukan persepsi seluruh sahabat untuk memerangi kaum murtad dengan segala persiapan ke arah itu, kemudian instruksinya untuk memerangi seluruh kelompok yang murtad di wilayah masing-masing.
4- Memerintahkan untuk mengumpulkan teks Al-Qur’an
Ibnu Katsir berkata, "Pada tahun 12 H Abu Bakar ash-Shiddiq ra. memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengkumpulkan al-Qur'an dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal dalam dada kaum muslimin. Peristiwa itu terjadi setelah para Qari' penghafal al-Qur'an banyak yang terbunuh dalam peperangan Yamamah, sebagaimana yang disebutkan dalam kitabShahih al-Bukhari(28). Imam al-Bukhari berkata(29), Bab Pengumpulan al-Qur'an kemudian dia mulai menyebutkan sanadnya hingga sampai kepada Ibnu Syihab dari Ubaid bin as- Sabbaq, bahwa Zaid bin Tsabit pernah berkata, "Abu Bakar ash-Shiddiq ra. mengirim kepadaku surat tentang orang-orang yang terbunuh diperang Yamamah, ketika aku mendatanginya, kudapati Umar bin al-Khaththab berada di sampingnya, maka Abu Bakar berkata, "Umar mendatangiku dan berkata, "Sesungguhnya banyak para Qurra' penghafal al-Qur'an yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku takut jika para Qari' yang masih hidüp kelak terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar dari ayat al-Qur'an, menurut pendapatku, engkau harus menginstruksikan agar segera mengumpulkan dan membukukan al-Qur'an." Aku bertanya kepada Umar, "Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah saw.?" Umar menjawab, "Demi Allah, ini adalah kebaikan!" Dan Umar terus menuntutku hingga Allah melapangkan dadaku untuksegera melaksanakannya, akhirnya akupun setuju dengan pendapat Umar Zaid bin Tsabit berkata, "Kemudian Abu Bakar berkata padaku, "Engkau adalah seorang pemuda yang jenius, berakal dan penuh amanah, dan engkau telah terbiasa menulis wahyu untuk Rasulullah saw., maka carilah seluruh ayat al-Qur'an yang berserakan dan kumpulkanlah." Berkata Zaid, "Demi Allah jika mereka memerintahkan aku untuk memikul gunung tentu-lah lebih ringan bagiku daripada melaksanakan instruksi Abu Bakar agar aku mengumpulkan al-Qur'an." Aku bertanya, "Bagaimana kalian melakukan sesuatu perbuatan yang tidak diperbuat oleh Rasulullah saw. Dia berkata, "Demi Allah ini adalah suatu kebaikan!" Dan Abu Bakar terus berusaha meyakinkan aku hingga akhirnya Allah melapangkan dadaku untuk menerimanya sebagaimana Allah melapangkan dada
mereka berdua Maka aku mulai mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur'an yang ditulis di daun-daunan, kulit maupun dari hafalan para penghafal al-Qur'an, hingga akhirnya aku menemukan akhir surat at-Taubah yang ada pada Abu Khuzaimah al-Anshari, yang tidak kudapatkan dari selainnya, yaitu ayat:
"Sesungguhmja telah datang kepndamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu." (At-Taubah: 128). Hingga akhir surat al-Bara'ah.
Kemudian al-Qur'an yang telah dikum-ulkan dan dibukukan itu disimpan oleh Abu Bakar hingga Allah mewafatkannya. Setelah itu berpindah ke tangán Umar رضي الله عنهsewaktu hidup-nya, dan akhirnya berpindah ketangán Hafshah binti Umar, Imam al-Bukhari berkata, Ibnu Syihab berkata, Telah berkata kepadaku Kharijah bin Zaid bin Tsabit, bahwasanya dia mendengar Zaid berkata, "Aku tidak mendapatkan satu ayat dari surat al-Ahzab ketika kami menulis al-Qur'an ke dalam satu mushaf, sementara aku pernah mendengarkan Rasulullah saw. membacanya, akhirnya ayat tersebut kami cari dan ternyata ayat tersebut ada pada Khuzaimah bin Tsabit al-Anshari,
" Di antara orang-orang mu' min itu ada orang-orang yang menepati apa yang
mereka janjikan kepada Allah." (Al-Ahzab: 23).
Maka segera kami sisipkan ke tempatnya di dalam mushaf.
5- Pengiriman pasukan untuk menyebarkan Agama Allah kepada bangsa-bangsa yang bertetangga dengan kaum muslimin baik kepada penduduk Persia maupun penduduk Syam, dalam rangka merealisasikan firman Allah SWT
"Hai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan dari padamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa." (At-Taubah: 123).
Sebagaimana yang akan diterangkan secara rinci insya Allah di pasal keempat dan kelima.
VII. QADHI, SEKRETARIS DAN PEMUNGUT ZAKAT DI MASA KEKHALIFAHAN ABU BAKAR
Sebelum Abu Bakarرضي الله عنه diangkat sebagai khalifah, profesi beliau dalam mencari nafkah adalah seorang pedagang, setelah dilantik sebagai khalifah maka sebagaimana biasanya beliau berangkat ke pasar untuk berdagang, dijalan beliau bertemu dengan umar bin al-Khaththab dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah, keduanya menghampirinya dan berkata, "Profesimu sebagai pedagang kini sudah tídak sesuai lagi sejak engkau mengemban amanat yang amat besar ini." Abu Bakar ash- Shiddiq ra. menjawab, "Jika tídak dengan berda-gang seperti ini bagaimana aku dapat menghidupi anak istriku?" Keduanya menjawab, "Mari ikut kami agar kami siapkan untukmu gaji."
Maka sejak itu Abu Bakar رضي الله عنه diberi upah setengah kambing dan dijamin baginya pakaian beserta sandang pangan, Umar berkata, Biarlah aku yang mengurusi masalah qadha peradilan), selanjutnya Abu Ubaidah رضي الله عنه berkata, "Serahkan kepadaku urusan pajak." Umar berkata, "Sejak aku menjabat sebagi Qadhi di peradilan, selama sebulan penuh aku duduk menganggur tídak satupun terjadi persengketaan antara dua orang."(30 )Dan yang menjadi sekretaris dan juru tulisnya adalah Zaid bin Tsabit, Usman bin Affan atau siapa yang hadir ketika itu di sisinya. Adapun gubernur untuk wilayah Makkah adalah Itab bin Sa'id, untuk wilayah Tha'if adalah Usman bin Abi al-Ash, untuk wilayah adalah Shan'a Muhajir bin Abi Umayyah, untuk wilayah Hadramaut adalah Ziyad bin Lubaid, untuk wilayah Khaulan adalah Ya'la bin Umayyah, untuk wilayah Zubeid dan Rima'(31) adalah Abu Musa al-Asy'ari, untuk wilayah al-Janad(32)adalah Mu'adz bin Jabal, untuk wilayah Bahrain adalah ai-Ala' bin al-Hadrami. Beliau juga mengutus Jabir bin Abdillah al-Bajalli ke Najran, Abdullah bin Tsaur -salah seorang dari Bani al-Ghauts- diutus ke daerah Jurasy(33), kemudian beliau mengutus Iyadh bin Ghanm al-Fahri ke Daumatul Jandal, wilayah Syam diserahkan kepada Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Syarahbil bin Hasanah, Yazid bin Abu Sufyan, Amru bin al-Ash, seluruhnya adalah pemimipin pasukan di bawah satu komandan yaitu Khalid bin Walid.(34) Ketika itu Abu Bakr belum mendirikan baitul mal secara independen, melainkan hanyalah mengambil sebuah kamar kecil di rumahnya yang berada di sanuh, ketika salah seorang sahabat berkata padanya, "Tidakkah engkau memerlukan penjaga Baitul mal tersebut?" Dia menjawab, "Tidak, sebab kamar tersebut memiliki gembok yang terkunci. Namun ketika beliau pindah ke rumahnya yang di samping masjid Nabawi maka beliau harus memindahkan baitul mal tersebut ke sana. Ketika Abu Bakar wafat, maka Umar membuat para penjaga baitul mal secara khusus, ketika baitul mal di buka tenyata mereka tidak menemukan apapun.(35)
VIII. USIA DAN WAFAT ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ رضي الله عنه
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata(36), "Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه. wafat pada hari senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah Maghrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8 hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau mengalami sakit selama 15 hari. Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin al- Khaththab رضي الله عنه dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Usman bin Affan رضي الله عنه, Setelah surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.(37) Masa kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan38, dan beliau wafat pada usia 63 tahun(39) persis dengan usia Nabi, akhirnya Allah me-ngumpulkan jasad mereka dalam satu tanah, sebagaimana Allah mengum-pulkan mereka dalam kehidupan. Sebelum wafat beliau telah mewasiatkan agar seperlima dari hartanya disedekahkan sembari berkata,"Aku akan menyedekahkan hartaku sejumlah yang Allah ambil dari harta fai' kaum muslimin.(40) Ketika beliau dalam kondisi sekarat, ada yang berkata kepadanya, "Maukah anda jika kami carikan seorang dokter?" Maka spontan dia menja-wab, "Dia telah melihatku (maksudnya Allah) dan Dia berkata, "Sesungguh-nya Aku akan berbuat apa-apa yang Kukehendaki(.41) Disebutkan bahwa sebab beliau jatuh sakit dan wafat bahwa beliau dan al- Harits -seorang dokter yang masyhur- pernah memakan khazirah(42)yang dihadiahkan kepada Abu Bakar, maka setelah memakan daging itu berkata al-Harits, "Angkatlah tangán anda wahai Khalifah Rasulullah saw., demi Allah sesungguhnya daging ini telah beracun, maka Abu Bakar segera mengangkat tangannya, sejak itu keduanya selalu merasa sakit hingga akhirnya keduanya wafat satu tahun kemudian.(43) Versi lain ada yang mengatakan bahwa sebab wafatnya beliau karena mandi pada waktu musim dingin yang bersengatan, yang membuat beliau demam lalu wafat karena itu. Dalam keadaan sakit beliau melantunkan sebuah bait syair, Engkau selalu memberikan kabar duka cita atas kematian kekasihmu Hingga kini engkaulah yang akan merasakan kematian itu Banyak orang memüiki cita-cita Namun kematian jualah yang menghadang segalanya.(44)
Ketika sakaratul maut pertanda ajal yang akan menjemputnya datang, putrinya ' Aisyah رضي الله عنه -Ummul mukminin- membacakan sebuah bait syair, Sesungguhnya tidak guna kekayaan bagi seseorang Ketika dada terasa sempit dan susah bernafas. Mendengar itu beliau memandang kepada ‘Aisyah ra. seolah-olah marah dan
berkata, "Jangan katakan demikian wahai Ummul mukminin, namun katakan, "Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. itulah yang kamu selalu lari dari padanya." (Qaf: 19).
Di antara wasiat beliau kepada ‘Aisyah رضي الله عنه, Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita untuk membuat pedang kaum muslimin, karena itu jika aku wafat tolong berikan seluruhnya kepada Umar. Ketika ‘Aisyah ra. menunaikan wasiat itu kepada Umar رضي الله عنه ,maka Umar berkata, "Semoga Allah merahmati Abu Bakar, sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya.(45) Ketika Salman al-Farisi datang menjenguknya, Salman berkata, "Wahai Khalifah Rasulullah saw. berikan aku wasiat, sebab kulihat engkau tidak akan dapat lagi melakukannya setelah hari ini." Maka Abu Bakar menjawab, Wahai Salman, pasti akan terjadi penaklukan (negeri-negeri kafir) tapi aku tidak pernah mengetahui apa-apa yang engkau peroleh dari bagianmu kecuali apa-apa yang dapat engkau makan dan engkau masukkan ke dalam perutmu, atau apa-apa yang dapat kau kenakan di atas punggungmu (pakainmu), dan ketahuilah sesungguhnya barangsiapa yang mengerjakan shalat lima waktu, maka dia telah berada dalam lindungan Allah pada pagi hari maupun sore harinya, dan jangan sampai engkau membunuh seorang ahli dzimmah, maka kelak Allah pasti akan menuntutmu dihari kiamat dan mencampakkan dirimu dalam keadaan tersungkur dengan wajahmu ke dalam neraka.(46) Ibn Sa'ad menyebutkan dengan sanadnya dari al-Qashim bin Muhammad dia berkata, "Abu Bakar رضي الله عنه dikafankan dalam dua kain, kain yang berwarna putih, dan satu lagi berwarna lain, beliau berpesan, 'Sesungguhnya orang yang masih hidup lebih membutuhkan kain dari orang yang telah mati, sebab kain kafan hanyalah menutup apa-apa yang akan keluar dari hidung maupun mulutnya."(47)
Beliau dimakamkan bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم. dalam kamar (Aisyahرضي الله عنه) dan beliau dishalatkan oleh Umar bin al-Khaththab رضي الله عنه Beliaulah yang pertama kali diangkat oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. sebagai amir dalam pelaksanaan ibadah haji pertama dalam Islam yaitu pada tahun 9 H, dan pada tahun berikutnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم. baru melaksanakan ibadah haji Wada'. Ketika beliau diangkat menjadi khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk menjadi amir haji pada tahun 11 H, dan tahun berikutnya barulah beliau berangkat haji.(48)
Abu Sa'id al-Khudri رضي الله عنه berkata, "Suatu ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkhutbah dihadapan manusia dan berkata,"Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada disisi Allah." Abu Sa'id رضي الله عنه berkata, "Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah saw. hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut ternyata tidak lain adalah Rasulullah صلى الله عليه وسلم. sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم. bersabda,"Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja
aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar رضي الله عنه, namun cukuplah persaudaraan se-lslam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja."
Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنه istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم. ia berkata, "Ketika Rasulullah saw. wafat Abu Bakar sedang berada di suatu tempat yang bernama Sunuh- Ismail berkata, "Yaitu sebuah kampung, maka Umar berdiri dan berpidato, "Demi Allah sesungguhnya Rasulullah saw. tidak meninggal. ‘Aisyah ra. melanjutkan, Kemudian Umar رضي الله عنه berkata, "Demi Allah tidak terdapat dalam hatiku melainkan perasaan bahwa beliau belum mati, Allah pasti akari membangkitkannya dan akan dipotong kaki dan tangán mereka (yang menga-takan beliau telah mati, pent.). Kemudian datanglah Abu Bakar رضي الله عنه menyingkap kain yang menutup wajah Rasulullah saw. serta menciumnya sambil berkata, Kutebus dirimu dengan ibu dan bapakku, alangkah harum dan eloknya engkau saat hidup dan sesudah mati, demi Allah yang diriku berada di-tanganNya mustahil Allah akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-lamanya."
Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata, "Wahai orang yang telah bersumpah, (yakni Umar) tahanlah bicaramu!" Ketika Abu Bakar mulai berbicara maka Umar duduk, setelah memuji Allah beliau berkata, "Ingatlah sesungguhnya siapa saja yang menyembah Muhammad صلى الله عليه وسلم maka beliau se-karang telah wafat,
dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesung guhnya Allah akan tetap hidup tidak pernah mati. Kemudian beliau memba-cakan ayat,
"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." (Az-Zumar: 30).
Dan ayat,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Ali-Imran: 144).
Ismail رضي الله عنه berkata, "Maka manusia mulai menangis terisak-isak, kemudian kaum Anshar segera berkumpul bersama Sa'ad bin Ubadah di Saqifah Bani Sa'idah dan mereka berpendapat, "Dari kami seorang amir (pemimpin) dan dari kalian (muhajirin) juga seorang amir." Maka segera Abu Bakar, Umar bin al-Khaththabdan Abu Ubaidah bin al-Jarrah berangkat mendatangi majlis mereka, Umar berbicara tetapi Abu Bakar menyuruhnya untuk diam, Umar berkata, "Demi Allah sebenarnya aku tidak ingin berbicara melainkan aku telah persiapkan kata-kata yang kuanggap sangat baik yang kutakutkan tidak akan disampaikan oleh Abu Bakar." Kemudian Abu Bakar bepidato dan perkataarnnya sungguh mengena, beliau berkata, "Kami yang menjadi amir dan kalian menjadi wazir." Maka Hubab bin Munzir berkata, "Tidak Demi Allah kami tidak akan terima, tetapi dari kami seorang amir dan dari kalian seorang amir pula." Abu Bakar menja-wab, "Tidak, tetapi kamilah yang menjabat sebagai amir dan kalian menjadi wazir, karena sesungguhnya mereka (Quraisy) yang paling mulia kedu-dukannya di bangsa Arab dan yang paling tinggi nasabnya, maka silahkan kalian membai'at Umar ataupun Abu Ubaidah." Maka spontan Umar menja-wab, "Tetapi engkaulah yang lebih pantas kami bai'at engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di antara kami dan orang yang paling dicintai oleh Rasulullah saw. daripada kami." Maka Umar segera meraih tangán Abu Bakar dan membai'atnya akhirnya orang-orangpun turut membaiatnya pula.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah رضي الله عنه ia berkata, "Pandangan Nabi menengadah keatas dan berkata, "Tetapi Yang kupilih adalah Ar-Rafiqul A'la (kekasih Allah Yang Mahatinggi) 3X. ‘Aisyah ra. melanjutkan, "Tidaklah perkataan mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) kecuali Allah jadikan bermanfaat untuk manusia, profile Umar yang tegas berhasil membuat orang munafik yang menyusup di antara kaum muslimin sangat takut padanya, dengan kepriba-diannya Allah menolak kemunafikan. Adapun Abu Bakar, beliau berhasil menggiring manusia hingga mendapatkan petunjuk kepada kebenaran dan mengetahui kewajiban mereka, Abu Bakar berhasil mengeluarkan umat dari bencana perpecahan setelah meninggalnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم. setelah membacakan ayat,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Ali Imran :144).
3) Abu Bakar رضي الله عنه Adalah Sahabat Yang Paling Utama
Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Hanafiyyah رضي الله عنهdia berkata, "Kutanyakan pada ayahku siapa manusia yang paling baik setelah Rasulullah saw." Maka beliau menjawab, "Abu Bakar!" Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelahnya?" Beliau menjawab, "Umar." Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya maka kukatakan, "Setelah itu pasti anda. Namun beliau menjawab, "Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin."
4) Kedudukan Abu Bakar رضي الله عنه di Sisi Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas رضي الله عنه dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم. beliau bersabda, ”Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilih Abu bakar sebagai khalil namun dia adalah saudaraku dan sahabatku." Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Malikah ia berkata, "Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka dia berkata, "Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah saw. pernah menyebutkan perihal dirinya, "Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilihnya." Abu Bakar mengatakan, "Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (Jika bapak tidak ada)."
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas رضي الله عنه dari Nabi saw ” Tutuplah seluruh pintu-pintu kecuali pintu Abu Bakar.”
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya dia berkata, "Pernah seorang wanita mendatangi Nabi, kemudian beliau menyuruh-nya kembali datang menghadapnya, maka wanita itu bertanya, "Bagaimana jika kelak aku datang namun tidak lagi menjumpaimu -seolah-olah ia meng-isyaratkan setelah rasul wafat- maka Rasulullah saw. berkata,"Jika engkau tidak menjumpaiku maka datangilah Abu Bakar."
Diriwayatkan dari Abu Darda رضي الله عنه"Aku sedang duduk bersama Nabi tiba-tiba muncullah Abu Bakar sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya, maka Nabi berkata, "'Sesungguhnya teman kalian ini sedang kesal maka berilah salam atasnya." Maka Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah saw., antara aku dan Ibnu al-Khaththab terjadi perselisihan, maka aku segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar mema-afkan aku namun dia enggan menerima permohonanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang." Rasulullah saw. menjawab, "Semoga Allah mengam-punimu wahai Abu Bakar." Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannyadan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, "Apakah di dalam ada Abu Bakar?" Namun keluarganya menjawab, tidak, Umar segera mendatangi Rasulullah saw. sementara wajah Rasulullah saw. terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan terhadap Umar dan memohon sambil duduk diatas kedua lututnya, "Wahai Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah -dua kali-," Maka Rasulullah saw. berkata, "Sesungguhnya aku telah diutus Allah kepada kalian namun kalian mengatakan, "Engkau pendusta!" Sementara Abu Bakar berkata, "Engkau benar " Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku ?" Setelah itu Abu Bakar tidak pernah lagi di sakiti."
5) Abu Bakar رضي الله عنه Paling Dulu Masuk Islam dan Selalu Mendampingi Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Wabirah bin Abdurrahman dari Hammam dia berkata, Aku mendengar Ammar berkata, "Aku melihat Rasulullah saw. pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima orang budak, dua wanita dan Abu Bakar."
6) Orang yang Paling Dicintai Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Abu Utsman رضي الله عنه dia berkata, "Telah berkata kepadaku Amru bin al-Ash bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya dalam peperangan Dzatus Salaasil, kemudian aku mendatanginya dan bertanya, "Siapakah orang yang paling kau cintai? Maka Rasulullah saw. menjawab, '"Aisyah!" Kemudian kutanyakan lagi, "Dari kalangan laki-laki?" Rasul صلى الله عليه وسلم menjawab, "Bapaknya." Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelah itu?" Dia menjawab, "Umar!" Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan beberapa orang lelaki".
7) Imán dan Keyakinannya yang Kuat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه dia berkata, "Aku pernah men-dengar Rasulullah saw. berkata, "Ketika seorang pengembala sedang menggembala kambingnya, tiba-tiba datang seekor serigala memangsa seekor kambingnya, maka spontan pengembala tersebut mengejarnya, tiba-tiba serigala itu berpaling menoleh kepadanya dan berkata, 'Siapa yang dapat menjaganya pada waktu dia akan dimangsa, yaitu hari tatkala tidak ada pengembala selain diriku Dan ketika seorang sedang menggiring sapinya yang membawa beban, maka seketika sapi itu menoleh padanya dan berkata, ' Sesungguhnya aku tidak diciptakan untuk tugas ini, tetapi aku diciptakan Allah untuk membajak.' Orang-orang berkata, 'Subhanallah!' Maka Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, ' Sesungguhnya aku beriman kepada berita itu sebagaimana Abu Bakar dan Umar mengimaninya pula'."
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar رضي الله عنه dia berkata, "Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda," Barangsiapa menjulurkan pakaiannya (di bawah mata kaki) karena kesombongan maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."
Maka Abu bakar رضي الله عنه berkata, "Sesungguhnya salah satu sisi dari bajuku selalu melorot ke bawah, kecuali jika aku selalu mengetatkarmya, maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang menjulurkan pakaiannya karena kesombongan."
8)Kemauannya yang Tinggi
Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata," Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda," Barangsiapa menginfakkan sesuatu dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru dari pintu-pintu surga, "Wahai Harnba Allah inilahke-baikan. Maka barangsiapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat, barang siapa termasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil dari pintu jihad dan barang siapa yang suka bersedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah, barang siapa yang suka berpuasa maka akan dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar Rayyan. Maka Abu Bakar berkata, ' Bagaimana jika seseorang harus dipanggil dari setiap pintu, dan apakah mungkin seseorang dipangil dari setiap pintu wahai Rasulullah saw.?' Rasulullah صلى الله عليه وسلم. menjawab, ' Ya, dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar termasuk salah seorang dari mereka'."
9)Keberkahan Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه dan Keluarganya
Diriwayatkan dari ‘Aisyah رضي الله عنه dia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم. dalam sebuah perjalanan, ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida -atau di Dzatul Jaisy- terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم. menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau, sementara mereka tidak menda-pati air dan tidak mempunyai air, maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh Aisyah? Dia telah membuat Rasulullah saw. berhenti dan manusia pun berhenti bersa-manya, sementara mereka tidak mendapatkan air dan tidak memilikinya.' Maka datanglah Abu Bakar ketika Rasulullah saw. berbaring meletakkan kepala-nya di atas pahaku sedang tertidur, Abu Bakar mendatangiku dan berkata, 'Engkau telah menahan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. dan manusia sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya'." ‘Aisyah ra. berkata, "Maka ayahku mencelaku habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangan-nya, tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah saw. terganggu tidurnya,
sementara Rasululullah masih tetap tidur hingga pagi datang dan mereka tidak memiliki air, maka Allah turunkan waktu itu ayat mengenai tayammum,
'Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).'(An-Nisa': 43).
Usa'id bin Hudhair رضي الله عنه berkata, "Bukanlah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar." Maka ‘Aisyah رضي الله عنه. berkata, "Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya."
10) Berita Gembira Untuknya Sebagai Penghuni Surga
Diriwayatkan dari Sa'id bin Musayyab رضي الله عنه dia berkata, "Telah berkata kepadaku Abu Musa al-Asy'ari bahwa suatu hari dia berwudhu' di rumahnya kemudian berangkat keluar dan berkata, "Aku harus mengiringi Rasulullah saw. hari ini."Beliau berangkat ke mesjid dan bertanya di mana Nabi saw, maka dijawab bahwa beliau keluar untuk suatu hajat, maka aku segera pergi beru-saha menyusulnya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke kebun yang di dalamnya terdapat sebuah sumur bernama Aris, maka aku duduk di pintu -dan ketika itu pintunya terbuat dari pelepah kurma- hingga beliau menyelesaikan buang hajat dan setelah itu berwudhu, maka akupun berdiri berjalan ke arahnya ternyata beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kakinya ke dalam sumur, maka aku datang memberi salam kepadanya, kemudian kembali ke pintu sambil berkata dalam hatiku, "Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah saw. Tak lama kemudian datanglah Abu Bakar ingin membuka pintu, maka kutanyakan, "Siapa itu?" Dia menjawab, "Abu Bakar!" Maka kukatakan padanya, "Tunggu sebentar!" Aku segera datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya padanya, "Wahai Rasulullah saw., ada Abu Bakar
datang dan minta izin masuk!" Rasulullah saw. berkata, "Suruhlah dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga."Maka aku berangkat menujunya dan berkata, "Masuklah sesungguhnya Rasulullah saw. memberitakan padamu kabar gembira bahwa engkau adalah penghuni surga." Abu Bakar masuk dan duduk di sebelah kanan Rasulullah saw. sambil menjulurkan kakinya ke sumur sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan dia menyingkap kedua betisnya ............................hingga akhir kisah."
Diriwayatkan dari Qatadah dari Anas bin Malik رضي الله عنه dia pernah bercerita bahwa Nabi pernah menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, رضي الله عنه maka tiba-tiba gunung Uhud bergoncang dan Rasulullah saw. lang-sung berkata, "Diamlah woahai Uhud sesunggnhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq ra. dan dua syahid."
11) Sepak Terjangnya dalam Membela RasuIullah saw.
Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair رضي الله عنه dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakitkan RasuIuUah, maka dia berkata, "Aku pernah melihat Utbah bin Abi Mu'ith mendatangi Nabi yang sedang shalat, maka tiba-tiba Uqbah melilit leher Nabi dengan sorban miliknya dan mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu Bakar membelanya dan melepas-kan ikatan tersebut sambil berkata,"Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah' padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu." (Al-Mukmin: 28).
VI. JASA-JASA ABU BAKAR رضي الله عنه
Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه. adalah sahabat yang pertama kali masuk Islam, dan selalu menyertai Rasulullah sepanjang hidupnya baik di Makkah maupun di Madinah. Tidak hanya itu, beliau adalah sahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم. sekaligus teman bermusyawarah dan wazirnya. Di tangannya para senior sahabat masuk memeluk Islam seperti Usman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah رضي الله عنه. Setia mendampingi Rasulullah saw. dalam menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan, siap membela beliau dengan sepenuh jiwa, bahkan beliau pula yang telah membebaskan banyak budak-budak yang di siksa karena masuk Islam seperti Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubaisy. Zinnirah, Nahdiyyah رضي الله عنه dan kedua putrinya, serta budak wanita milik Bani Muammal(27) Beliaulah yang menemani Nabi di kala hijrah, dan turut serta dalam setiap peperangan bersama Rasulullah saw. seperti Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyyah, Penaklukan kota Makkah, Hunain, Tabuk dan pertempuran besar lainnya. Setelah menjabat sebagai khalifah maka beliaulah yang berrugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh negeri Islam dan wilayah kekhalifahannya sepeninggal Rasulullah saw. maka tercatat sejumlah reputasi beliau yang gemilang di antaranya,
1- Instruksinya agar jenazah Rasulullah saw., diurus hingga dikebumikan.
2- Melanjutkan misi pasukan yang dipimpin Usamah yang sebelum-nya telah dipersiapkan Rasulullah saw. sebelum wafat, sebagaimana kelak akan diterangkan secara rinci.
3- Kebijakannya menyatukan persepsi seluruh sahabat untuk memerangi kaum murtad dengan segala persiapan ke arah itu, kemudian instruksinya untuk memerangi seluruh kelompok yang murtad di wilayah masing-masing.
4- Memerintahkan untuk mengumpulkan teks Al-Qur’an
Ibnu Katsir berkata, "Pada tahun 12 H Abu Bakar ash-Shiddiq ra. memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengkumpulkan al-Qur'an dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal dalam dada kaum muslimin. Peristiwa itu terjadi setelah para Qari' penghafal al-Qur'an banyak yang terbunuh dalam peperangan Yamamah, sebagaimana yang disebutkan dalam kitabShahih al-Bukhari(28). Imam al-Bukhari berkata(29), Bab Pengumpulan al-Qur'an kemudian dia mulai menyebutkan sanadnya hingga sampai kepada Ibnu Syihab dari Ubaid bin as- Sabbaq, bahwa Zaid bin Tsabit pernah berkata, "Abu Bakar ash-Shiddiq ra. mengirim kepadaku surat tentang orang-orang yang terbunuh diperang Yamamah, ketika aku mendatanginya, kudapati Umar bin al-Khaththab berada di sampingnya, maka Abu Bakar berkata, "Umar mendatangiku dan berkata, "Sesungguhnya banyak para Qurra' penghafal al-Qur'an yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku takut jika para Qari' yang masih hidüp kelak terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar dari ayat al-Qur'an, menurut pendapatku, engkau harus menginstruksikan agar segera mengumpulkan dan membukukan al-Qur'an." Aku bertanya kepada Umar, "Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah saw.?" Umar menjawab, "Demi Allah, ini adalah kebaikan!" Dan Umar terus menuntutku hingga Allah melapangkan dadaku untuksegera melaksanakannya, akhirnya akupun setuju dengan pendapat Umar Zaid bin Tsabit berkata, "Kemudian Abu Bakar berkata padaku, "Engkau adalah seorang pemuda yang jenius, berakal dan penuh amanah, dan engkau telah terbiasa menulis wahyu untuk Rasulullah saw., maka carilah seluruh ayat al-Qur'an yang berserakan dan kumpulkanlah." Berkata Zaid, "Demi Allah jika mereka memerintahkan aku untuk memikul gunung tentu-lah lebih ringan bagiku daripada melaksanakan instruksi Abu Bakar agar aku mengumpulkan al-Qur'an." Aku bertanya, "Bagaimana kalian melakukan sesuatu perbuatan yang tidak diperbuat oleh Rasulullah saw. Dia berkata, "Demi Allah ini adalah suatu kebaikan!" Dan Abu Bakar terus berusaha meyakinkan aku hingga akhirnya Allah melapangkan dadaku untuk menerimanya sebagaimana Allah melapangkan dada
mereka berdua Maka aku mulai mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur'an yang ditulis di daun-daunan, kulit maupun dari hafalan para penghafal al-Qur'an, hingga akhirnya aku menemukan akhir surat at-Taubah yang ada pada Abu Khuzaimah al-Anshari, yang tidak kudapatkan dari selainnya, yaitu ayat:
"Sesungguhmja telah datang kepndamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu." (At-Taubah: 128). Hingga akhir surat al-Bara'ah.
Kemudian al-Qur'an yang telah dikum-ulkan dan dibukukan itu disimpan oleh Abu Bakar hingga Allah mewafatkannya. Setelah itu berpindah ke tangán Umar رضي الله عنهsewaktu hidup-nya, dan akhirnya berpindah ketangán Hafshah binti Umar, Imam al-Bukhari berkata, Ibnu Syihab berkata, Telah berkata kepadaku Kharijah bin Zaid bin Tsabit, bahwasanya dia mendengar Zaid berkata, "Aku tidak mendapatkan satu ayat dari surat al-Ahzab ketika kami menulis al-Qur'an ke dalam satu mushaf, sementara aku pernah mendengarkan Rasulullah saw. membacanya, akhirnya ayat tersebut kami cari dan ternyata ayat tersebut ada pada Khuzaimah bin Tsabit al-Anshari,
" Di antara orang-orang mu' min itu ada orang-orang yang menepati apa yang
mereka janjikan kepada Allah." (Al-Ahzab: 23).
Maka segera kami sisipkan ke tempatnya di dalam mushaf.
5- Pengiriman pasukan untuk menyebarkan Agama Allah kepada bangsa-bangsa yang bertetangga dengan kaum muslimin baik kepada penduduk Persia maupun penduduk Syam, dalam rangka merealisasikan firman Allah SWT
"Hai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan dari padamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa." (At-Taubah: 123).
Sebagaimana yang akan diterangkan secara rinci insya Allah di pasal keempat dan kelima.
VII. QADHI, SEKRETARIS DAN PEMUNGUT ZAKAT DI MASA KEKHALIFAHAN ABU BAKAR
Sebelum Abu Bakarرضي الله عنه diangkat sebagai khalifah, profesi beliau dalam mencari nafkah adalah seorang pedagang, setelah dilantik sebagai khalifah maka sebagaimana biasanya beliau berangkat ke pasar untuk berdagang, dijalan beliau bertemu dengan umar bin al-Khaththab dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah, keduanya menghampirinya dan berkata, "Profesimu sebagai pedagang kini sudah tídak sesuai lagi sejak engkau mengemban amanat yang amat besar ini." Abu Bakar ash- Shiddiq ra. menjawab, "Jika tídak dengan berda-gang seperti ini bagaimana aku dapat menghidupi anak istriku?" Keduanya menjawab, "Mari ikut kami agar kami siapkan untukmu gaji."
Maka sejak itu Abu Bakar رضي الله عنه diberi upah setengah kambing dan dijamin baginya pakaian beserta sandang pangan, Umar berkata, Biarlah aku yang mengurusi masalah qadha peradilan), selanjutnya Abu Ubaidah رضي الله عنه berkata, "Serahkan kepadaku urusan pajak." Umar berkata, "Sejak aku menjabat sebagi Qadhi di peradilan, selama sebulan penuh aku duduk menganggur tídak satupun terjadi persengketaan antara dua orang."(30 )Dan yang menjadi sekretaris dan juru tulisnya adalah Zaid bin Tsabit, Usman bin Affan atau siapa yang hadir ketika itu di sisinya. Adapun gubernur untuk wilayah Makkah adalah Itab bin Sa'id, untuk wilayah Tha'if adalah Usman bin Abi al-Ash, untuk wilayah adalah Shan'a Muhajir bin Abi Umayyah, untuk wilayah Hadramaut adalah Ziyad bin Lubaid, untuk wilayah Khaulan adalah Ya'la bin Umayyah, untuk wilayah Zubeid dan Rima'(31) adalah Abu Musa al-Asy'ari, untuk wilayah al-Janad(32)adalah Mu'adz bin Jabal, untuk wilayah Bahrain adalah ai-Ala' bin al-Hadrami. Beliau juga mengutus Jabir bin Abdillah al-Bajalli ke Najran, Abdullah bin Tsaur -salah seorang dari Bani al-Ghauts- diutus ke daerah Jurasy(33), kemudian beliau mengutus Iyadh bin Ghanm al-Fahri ke Daumatul Jandal, wilayah Syam diserahkan kepada Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Syarahbil bin Hasanah, Yazid bin Abu Sufyan, Amru bin al-Ash, seluruhnya adalah pemimipin pasukan di bawah satu komandan yaitu Khalid bin Walid.(34) Ketika itu Abu Bakr belum mendirikan baitul mal secara independen, melainkan hanyalah mengambil sebuah kamar kecil di rumahnya yang berada di sanuh, ketika salah seorang sahabat berkata padanya, "Tidakkah engkau memerlukan penjaga Baitul mal tersebut?" Dia menjawab, "Tidak, sebab kamar tersebut memiliki gembok yang terkunci. Namun ketika beliau pindah ke rumahnya yang di samping masjid Nabawi maka beliau harus memindahkan baitul mal tersebut ke sana. Ketika Abu Bakar wafat, maka Umar membuat para penjaga baitul mal secara khusus, ketika baitul mal di buka tenyata mereka tidak menemukan apapun.(35)
VIII. USIA DAN WAFAT ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ رضي الله عنه
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata(36), "Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه. wafat pada hari senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah Maghrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8 hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau mengalami sakit selama 15 hari. Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin al- Khaththab رضي الله عنه dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Usman bin Affan رضي الله عنه, Setelah surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.(37) Masa kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan38, dan beliau wafat pada usia 63 tahun(39) persis dengan usia Nabi, akhirnya Allah me-ngumpulkan jasad mereka dalam satu tanah, sebagaimana Allah mengum-pulkan mereka dalam kehidupan. Sebelum wafat beliau telah mewasiatkan agar seperlima dari hartanya disedekahkan sembari berkata,"Aku akan menyedekahkan hartaku sejumlah yang Allah ambil dari harta fai' kaum muslimin.(40) Ketika beliau dalam kondisi sekarat, ada yang berkata kepadanya, "Maukah anda jika kami carikan seorang dokter?" Maka spontan dia menja-wab, "Dia telah melihatku (maksudnya Allah) dan Dia berkata, "Sesungguh-nya Aku akan berbuat apa-apa yang Kukehendaki(.41) Disebutkan bahwa sebab beliau jatuh sakit dan wafat bahwa beliau dan al- Harits -seorang dokter yang masyhur- pernah memakan khazirah(42)yang dihadiahkan kepada Abu Bakar, maka setelah memakan daging itu berkata al-Harits, "Angkatlah tangán anda wahai Khalifah Rasulullah saw., demi Allah sesungguhnya daging ini telah beracun, maka Abu Bakar segera mengangkat tangannya, sejak itu keduanya selalu merasa sakit hingga akhirnya keduanya wafat satu tahun kemudian.(43) Versi lain ada yang mengatakan bahwa sebab wafatnya beliau karena mandi pada waktu musim dingin yang bersengatan, yang membuat beliau demam lalu wafat karena itu. Dalam keadaan sakit beliau melantunkan sebuah bait syair, Engkau selalu memberikan kabar duka cita atas kematian kekasihmu Hingga kini engkaulah yang akan merasakan kematian itu Banyak orang memüiki cita-cita Namun kematian jualah yang menghadang segalanya.(44)
Ketika sakaratul maut pertanda ajal yang akan menjemputnya datang, putrinya ' Aisyah رضي الله عنه -Ummul mukminin- membacakan sebuah bait syair, Sesungguhnya tidak guna kekayaan bagi seseorang Ketika dada terasa sempit dan susah bernafas. Mendengar itu beliau memandang kepada ‘Aisyah ra. seolah-olah marah dan
berkata, "Jangan katakan demikian wahai Ummul mukminin, namun katakan, "Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. itulah yang kamu selalu lari dari padanya." (Qaf: 19).
Di antara wasiat beliau kepada ‘Aisyah رضي الله عنه, Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita untuk membuat pedang kaum muslimin, karena itu jika aku wafat tolong berikan seluruhnya kepada Umar. Ketika ‘Aisyah ra. menunaikan wasiat itu kepada Umar رضي الله عنه ,maka Umar berkata, "Semoga Allah merahmati Abu Bakar, sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya.(45) Ketika Salman al-Farisi datang menjenguknya, Salman berkata, "Wahai Khalifah Rasulullah saw. berikan aku wasiat, sebab kulihat engkau tidak akan dapat lagi melakukannya setelah hari ini." Maka Abu Bakar menjawab, Wahai Salman, pasti akan terjadi penaklukan (negeri-negeri kafir) tapi aku tidak pernah mengetahui apa-apa yang engkau peroleh dari bagianmu kecuali apa-apa yang dapat engkau makan dan engkau masukkan ke dalam perutmu, atau apa-apa yang dapat kau kenakan di atas punggungmu (pakainmu), dan ketahuilah sesungguhnya barangsiapa yang mengerjakan shalat lima waktu, maka dia telah berada dalam lindungan Allah pada pagi hari maupun sore harinya, dan jangan sampai engkau membunuh seorang ahli dzimmah, maka kelak Allah pasti akan menuntutmu dihari kiamat dan mencampakkan dirimu dalam keadaan tersungkur dengan wajahmu ke dalam neraka.(46) Ibn Sa'ad menyebutkan dengan sanadnya dari al-Qashim bin Muhammad dia berkata, "Abu Bakar رضي الله عنه dikafankan dalam dua kain, kain yang berwarna putih, dan satu lagi berwarna lain, beliau berpesan, 'Sesungguhnya orang yang masih hidup lebih membutuhkan kain dari orang yang telah mati, sebab kain kafan hanyalah menutup apa-apa yang akan keluar dari hidung maupun mulutnya."(47)
Beliau dimakamkan bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم. dalam kamar (Aisyahرضي الله عنه) dan beliau dishalatkan oleh Umar bin al-Khaththab رضي الله عنه Beliaulah yang pertama kali diangkat oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. sebagai amir dalam pelaksanaan ibadah haji pertama dalam Islam yaitu pada tahun 9 H, dan pada tahun berikutnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم. baru melaksanakan ibadah haji Wada'. Ketika beliau diangkat menjadi khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk menjadi amir haji pada tahun 11 H, dan tahun berikutnya barulah beliau berangkat haji.(48)
footnote :
16 Ibnu Katsir tidak menuliskan biografi ash-Shiddiq ra., teapi beliau hanya memeberikan petunjuk dalam kitabnya al- Bidayah wan Nlhayah kepada sebuah kitab yang dlkarangnya khusus membahas kehldupan Abu Bakar, harl-hannya, hadits dan hukum-hukum yang diriwayatkannya. Namun saya tidak mendapatkan buku ini. Akhirnya terpaksa harus saya kumpulkan secara ringkas mengai biografinya dari Thabaqat Ibnu Sa’ad, Tarikh ath-Thabari dan Shahih al-Bukhari17 Thabaqat Ibnu Sa'ad 3/ 169, Tarikh ath-Thabari, 3/ 425.
18 Ibid.
19 Tarikh ath-Thabari, 3/425
20 Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/188
21 Ibid, 1/188, semakna dengan perkataan ini terdapat dalam ath-Thabari, 3/524.
22 Lihat al-Bldayah wan Nihayah, 3/26
23 Lihat Thabaqatlbnu Sa'ad, 3/169,174 dan Tarikh ath-Thabarí, ZI426
24 Nama tempat yang berada di Awal al-Mad¡nah, di situlah perkampungan Bani al-Harits bin al-Khazraj.
(Mu'jam al-Buldan
3/265).
25 Lihat Shahih al-Bukhari, 4/189-197 (cetakan Istambul 1979 M).
26 Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyyah 1/317
27 Ibid 1/393
28 Al-Bidayah wan Nihayah, 6/353
29 Ibnu Hajar, Fathul Baril/ÍO Kitab Fadhail al-Qur'an. Abu Khuzaimah al-Ansari yang disebutkan dalam haditst
pertama,Dukan Khuzaimah bin Tsabit al-Ansari yang pernah dua kali Syahld, sebagaimana yang telah diterangkan oleh
al-Hafizh Ibnu IbnuHajar dalam syarahnya pada hadits yang pertama 9/15
30 Ibnu Sa'ad, ath-Thabaqat al-Kubra 3/184 dengan sanad yang para perawinya tsiqah namun sanadnya mursal. Setelah itu día
berusaha menyebutkan riwayat lairtnya sebagai syahid (penguat). Adapun perkataan Umar, "Serahkan padaku urusan
Qadha." dan perkataan Abu Ubaidah, "Serahkan kepadaku uruan pajak." Maka ¡ni memiliki syahid (penguat) yang
diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra 1/87.
31 Al-Haflzh berkata dalam al-Fath 13/129, "Sanadnya kuat."
32 Rima', ñama sebuah lembah di Yaman di samping Wadi Zubid dan di bawah Rima' terdapat telaga kecil yang disebut dengan
Ghassan. (Mu'jam al-Buldan, 3/68).
33 A-janad, yaitu salah satu dari istana Yaman dan tempat berdiamnya penguasa. {Mu'jamal-Buldan2/169). Jjrasy, yaitu
salah satu dari istana Yaman dari arah Makkah, dan konon wilayah ini merupakan kota besar dalam kekuasaan jenguasa
yang lúas. {Mu'jam al-Buldan, 2/126).
34 Lmat Tarikh ath-Thabari 3/426 dan setelahnya
35 Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/203
36 Al-Bidayah wan Nihayah, 7/18.
37 Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/202, Tarikh ath-Thabari, 3/420
38 Lihat Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/202, Tarikh ath-Thabari3/420 dan dia menambahkan masa kekhalifahannya lebih sepuluh
hari, adapun Ibnu Katsir menghapuskan hitungan malam hari, dan Ibnu Sa'ad ada juga menyebutkan pendapat lainnya.
39 Ibnu Sa'ad, dan ini dlsepakati 3/202.
40 Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/194
41 Ibid, 3/198
42 Yaitu daging yang telah lewat satu hari, yang dicampur dengan tepung setelah dlmasak . (Al-Usan, 4ITÍ7).
43 szazat al-Kubra, 3/198. 193.
44 ' Ibid 3/193, dengan sanad la ba'sa (tidak mengapa).
45 ' Ibid 3/192, dengan sanad shahih
46 ' Ibid 3/193, dengan sanad la ba'sa (tidak mengapa).
47 Ibid 3/204, dengan sanad yang shahih. Dan dia menyebutkan riwayat lain seputar masalah ini
19 Tarikh ath-Thabari, 3/425
20 Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/188
21 Ibid, 1/188, semakna dengan perkataan ini terdapat dalam ath-Thabari, 3/524.
22 Lihat al-Bldayah wan Nihayah, 3/26
23 Lihat Thabaqatlbnu Sa'ad, 3/169,174 dan Tarikh ath-Thabarí, ZI426
24 Nama tempat yang berada di Awal al-Mad¡nah, di situlah perkampungan Bani al-Harits bin al-Khazraj.
(Mu'jam al-Buldan
3/265).
25 Lihat Shahih al-Bukhari, 4/189-197 (cetakan Istambul 1979 M).
26 Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyyah 1/317
27 Ibid 1/393
28 Al-Bidayah wan Nihayah, 6/353
29 Ibnu Hajar, Fathul Baril/ÍO Kitab Fadhail al-Qur'an. Abu Khuzaimah al-Ansari yang disebutkan dalam haditst
pertama,Dukan Khuzaimah bin Tsabit al-Ansari yang pernah dua kali Syahld, sebagaimana yang telah diterangkan oleh
al-Hafizh Ibnu IbnuHajar dalam syarahnya pada hadits yang pertama 9/15
30 Ibnu Sa'ad, ath-Thabaqat al-Kubra 3/184 dengan sanad yang para perawinya tsiqah namun sanadnya mursal. Setelah itu día
berusaha menyebutkan riwayat lairtnya sebagai syahid (penguat). Adapun perkataan Umar, "Serahkan padaku urusan
Qadha." dan perkataan Abu Ubaidah, "Serahkan kepadaku uruan pajak." Maka ¡ni memiliki syahid (penguat) yang
diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra 1/87.
31 Al-Haflzh berkata dalam al-Fath 13/129, "Sanadnya kuat."
32 Rima', ñama sebuah lembah di Yaman di samping Wadi Zubid dan di bawah Rima' terdapat telaga kecil yang disebut dengan
Ghassan. (Mu'jam al-Buldan, 3/68).
33 A-janad, yaitu salah satu dari istana Yaman dan tempat berdiamnya penguasa. {Mu'jamal-Buldan2/169). Jjrasy, yaitu
salah satu dari istana Yaman dari arah Makkah, dan konon wilayah ini merupakan kota besar dalam kekuasaan jenguasa
yang lúas. {Mu'jam al-Buldan, 2/126).
34 Lmat Tarikh ath-Thabari 3/426 dan setelahnya
35 Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/203
36 Al-Bidayah wan Nihayah, 7/18.
37 Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/202, Tarikh ath-Thabari, 3/420
38 Lihat Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/202, Tarikh ath-Thabari3/420 dan dia menambahkan masa kekhalifahannya lebih sepuluh
hari, adapun Ibnu Katsir menghapuskan hitungan malam hari, dan Ibnu Sa'ad ada juga menyebutkan pendapat lainnya.
39 Ibnu Sa'ad, dan ini dlsepakati 3/202.
40 Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/194
41 Ibid, 3/198
42 Yaitu daging yang telah lewat satu hari, yang dicampur dengan tepung setelah dlmasak . (Al-Usan, 4ITÍ7).
43 szazat al-Kubra, 3/198. 193.
44 ' Ibid 3/193, dengan sanad la ba'sa (tidak mengapa).
45 ' Ibid 3/192, dengan sanad shahih
46 ' Ibid 3/193, dengan sanad la ba'sa (tidak mengapa).
47 Ibid 3/204, dengan sanad yang shahih. Dan dia menyebutkan riwayat lain seputar masalah ini