At-Tirmidzi dan Al-Hakim meriwayatkan dari Asy-Sya’bi, dia berkata,”Pada suatu hari, Ali bin Abi Thalib pergi ke pasar. Disana ia menjumpai seorang Nasrani yang sedang menjual baju perang dari besi. Ali mengenali salah satu dari baju besi yang dijual orang Nasrani adalah miliknya yang pernah hilang. Maka Ali radhiallahu ‘anhu berkata,“Ini adalah milikku. Urusan ini harus diselesaikan oleh seoran Hakim yang Muslim.“ Pada waktu itu, yang menjadi hakim adalah Syuraih yang sudah Muslim. Maka Ali datang ke pengadilan dan meminta kepada Syuraih untuk mengadili perkaranya. Syuraih yang melihat kedatangan Ali, yang ketika itu menjadi Amirul Mukminin bangkit dari tempat duduknya sebagai Hakim, kemudian menyuruh Ali untuk menyuruh duduk ditempatnya. Sementara itu, Syuraih duduk disamping orang Nasrani tersebut. Wahai Syuraih, andaikan lawanku dalam kasus ini seorang Muslim, pasti aku akan duduk berdampingan dengannya. Tetapi aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda,”Janganlah kalian berjabat tangan dengan orang-orang Nasrani, jangan mengucapkan salam terlebih dahulu, jangan menjenguk mereka jika mereka sakit dan jangan pula mendoakannya. Sisakan pada mereka tempat yang sempit dan buatlah mereka duduk, sebagaimana Allah mendudukan mereka. Sekarang adililah perkara kami, wahai Syuraih.” Syuraih bertanya,”Perkara apakah yang hendak engkau adukan, wahai Amirul Mukminin.” Ali radhiallahu ‘anhu menjawab,”Ini adalah baju besiku yang telah lama hilang. Kemudian Syuraih bertanya kepada orang Nasrani tersebut,”dan engkau, apa yang hendak engkau adukan kepada kami?” Orang Nasrani itu menjawab,”Sungguh, aku tidak mempunyai maksud untuk mendustakan perkataan Amirul Mukminin. Tetapi baju besi ini adalah milikku.” Syuraih bertanya,”Adakah bukti yang dapat menguatkan pengaduan kalian?” Kemudian Ali menghadirkan dua orang saksi, yaitu Hasan dan seorang pembantunya. Syuraih berkata,”Sebaiknya cari saksi yang lain selain Hasan.” Ali radhiallahu ‘anhu bertanya,”Apakah engkau menolak kesaksian Hasan?” Syuraih menjawab,”Bukan begitu, tetapi aku ingin menjaga nama engkau, bukankah kesaksian anak tidak berlaku untuk ayahnya?”
Ali radhiallahu ‘anhu berkata,”Demi Allah, apa yang telah engkau lakukan itu sikap yang benar.” Kemudian orang Nasrani tersebut berkata,”Adapun kesaksianku, ini adalah pengadilan yang benar yang hanya dilakukan oleh para Nabi. Amirul Mukminin datang kepada hakim, kemudian hakim itulah yang mengadili perkaranya. Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, benar itu adalah baju besi engkau yang aku curi saat tergantung diatas unta engkau. Maka dengan ini aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Ali radhiallahu ‘anhu berkata,”Jika engkau masuk Islam, maka baju besi ini aku hadiahkan kepadamu.” Kemudian Ali radhiallahu ‘anhudan orang tersebut keluar bersama-sama, bahkan Ali radhiallahu ‘anhu menyuruh orang itu untuk naik diatas punggung kudanya.” Demikian disebutkan dalam Al-Hilyah :4/194
Ali radhiallahu ‘anhu berkata,”Demi Allah, apa yang telah engkau lakukan itu sikap yang benar.” Kemudian orang Nasrani tersebut berkata,”Adapun kesaksianku, ini adalah pengadilan yang benar yang hanya dilakukan oleh para Nabi. Amirul Mukminin datang kepada hakim, kemudian hakim itulah yang mengadili perkaranya. Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, benar itu adalah baju besi engkau yang aku curi saat tergantung diatas unta engkau. Maka dengan ini aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Ali radhiallahu ‘anhu berkata,”Jika engkau masuk Islam, maka baju besi ini aku hadiahkan kepadamu.” Kemudian Ali radhiallahu ‘anhudan orang tersebut keluar bersama-sama, bahkan Ali radhiallahu ‘anhu menyuruh orang itu untuk naik diatas punggung kudanya.” Demikian disebutkan dalam Al-Hilyah :4/194